Karena aku tidak terlalu lapar siang ini, saat jam 17:00 aku
akan pergi ke ruko di depan perumahan. Aku ingin beli makan. Aku melirik jam
digitalku, 16:30, setengah jam lagi deh. Aku pun mandi, kemudian menyiapkan
buku untuk sekolah besok.
17:00, OK! Aku segera keluar rumah. Ups! Lupa, aku balik
lagi sambil teriak sekenanya, “tante anggi..! ririn mau beli makan di ruko
depan..! assalamualaikum!”
“waalaikumussalam. Hati hati ya rin” jawab tante anggi
lembut.
***
Kata ummi dulu, kita harus selalu izin kalau mau kemana aja,
jangan seenaknya pergi, jadi aku izin deh ke tante anggi. Sebentar lagi sampai.
Sekarang aku sudah di pintu gerbang perumahanku.
Nah, tinggal nyebrang deh..
Aku berjalan santai menyebrangi jalan raya yang lumayan
ramai ini. Dan ternyata tanpa ku sadari,
sebuah mobil melaju kencang dari arah kanan. BRUK! Entahlah, aku hanya melihat
gelap.
***
Duh, silau!
Loh? Kok semuanya putih? Aku lagi dimana nih?
“ririn..sayang, apa kabar?” terdengar sebuah suara yang amat
kurindukan. Ini..ini..ini suara ummi!
“ummi! Ummi dimana? Ririn kangen ummi!” aku berteriak,
memanggil ummi. Itu ummi! Ummi berjalan mendekatiku, baju ummi putih semua.
Ummi cantiiiikk banget! Aku berlari memeluk ummi, ummi memelukku balik.
“ummi, ririn mau sama ummi.. gak mau sama tante anggi..
ririn kangen ummi” aku mulai terisak. Kangeeen banget sama ummi.
“rin, ririn jangan nangis. Ntar kita ketemu lagi kok” ummi
tersenyum. “ririn manggilnya bunda ya, tante anggi itu sekarang bundanya ririn.
Ririn tau gak, tante anggi itu saying banget sama ririn, dia nganggep ririn
anak kandungnya sendiri” ummi membelai rambutku. Tangisku mulai berhenti.
“ta..tapi ummi…” aku terbata.
“hmm.. anak ummi jangan nangis. Nanti kita ketemu lagi kok
rin.” Ummi melepas pelukannya, kemudian mengusap air mataku. “dah ririn.. “
***
PYAR!
Duh, lampunya silau! Aku mengucek ngucek mataku.
“abi.. ririn sadar bi!” terdengar suara terikan tante anggi.
Sepertinya tante anggi suda lama duduk disitu. Bruk..bruk.. para dokter dan
suster menghampiriku. Terlihat tante anggi menyeka air matanya sambil
tersenyum, kemudian memeluk punggung tanganku. “maafin bunda ya rin..bunda
selama ini bikin kamu sedih”
“enggakpapa bun..” aku menjawab lirih. Tampak mata bunda
bersinar, sepertinya senang dengan
panggilan baruku.
Aku menjalani perawatan selama 2 hari di rumah sakit.
Ternyata kemarin aku kecelakaan. Warga sekitar yang tau aku anaknya abi
langsung menghubungi abi. Orang yang menabrakku juga langsung membawaku ke
rumah sakit. Sebenarnya sih, aku yang salah karena tidak hati hati. Dan setelah
itu aku baru tau, aku saat itu mengalami pendarahan. Sementara di rumah sakit
ini tidak ada stok darah AB+, butuh pendonor! Sementara darah abi A, dan
ternyata darah bunda AB+, jadilah aku didonor oleh bunda. Dan, selama 3 hari –1
hari koma, 2 hari di ICU— bundalah yang siang malam menungguiku. Sementar abi
bekerja. Bunda yang menyuapiku. Aku jadi menyesal, sejak abi menikah dengan
bunda aku selalu bikin bunda sakit hati, padahal sebenarnya bunda saying sama
aku.
Sekarang aku tau, tidak semua ibu tiri itu kaya ibu
Cinderella. Banyak juga yang seperti bidadari
Cinderella. Aku sayang ummi. Aku juga sayang bunda.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar